Page 78 - RPJM Kalurahan Pleret Tahun 2021 - 2026
P. 78

Oleh karena menolak menyerahkan istrinya maka Ki Panjang Mas kemudian dibunuh
               oleh prajurit Amangkurat I dan jasadnya dimakamkan di Gunung Kelir.
                       Makam  Ratu  Malang  dibangun  selama  kurang  lebih  tiga  (3)  tahun,  yaitu  dari

               tahun  1665  sampai  selesai  pada  tanggal  11  Juni  1668.  Kompleks  Situs  Makam  Ratu
               Malang ini dibangun dari balok-balok batu putih untuk dinding dan tembok serta batu
               andesit untuk nisan. Tempat tersebut diberi nama Antaka Pura oleh Amangkurat I yang
               berarti  istana  kematian  atau  istana  tempat  menguburkan  jenazah.  Kini  kompleks
               Makam Antaka Pura yang lebih dikenal dengan nama Makam Ratu Malang.

                       Komplek Makam Ratu Mas Malang terletak di puncak bukit Gunung Kelir dengan
               ketinggian 99 mdpl. Pada komplek makam ini terdapat 28 nisan, yang dikelompokkan
               dalam tiga (3) lokasi yaitu 19 nisan berada dihalaman depan, satu (1) nisan berada di
               halaman belakang (nisan Dalang Panjang Mas) dan delapan (8) nisan berada di halaman
               inti yang salah satunya merupakan nisan dari Ratu Mas Malang. Adapun jirat makam

               dibuat dari batu andesit dengan rincian sebuah berbentuk jajaran genjang dan 14 buah
               berbentuk kurung kurawal. Sedangkan, nisan yang berupa tumpukan batu putih tidak
               mempunyai jirat.
                       Pada sebelah timur laut makam terdapat sebuah bangunan yang dikenal dengan
               nama Sendang Moyo. Sendang ini merupakan kolam yang digunakan untuk menampung

               air hujan. Ukuran kolam adalah 3,5 m X 5 m. Kompleks sendang juga dikelilingi tembok
               setinggi  3  m  dengen  ketebalan  tembok  210  cm.  Ada  lagi  kolam  berukuran  6  x  6  m
               berada di luar tembok keliling. Di makam ini juga terdapat temuan lepas yaitu sebuah
               balok batu andesit yang dikenal penduduk sebagai kotak wayang dari dalang Ki Panjang
               Mas.

                       Selain  ketiga  situs  tersebut,  terdapat  banyak  temuan  yang  merupakan  bukti
               adanya  keberadaan  Keraton  Pleret,  salah  satunya  adalah  Sumur  Gumuling.  Temuan-
               temuan tersebut menjadi bukti adanya peradaban yang pernah berkembang di Pleret.
               Di sekitar lokasi ditemukannya temuan-temuan tersebut, kini didirikan Museum Pleret.
                       Bukti peninggalan lain dapat dikaitkan dengan toponim padukuhan yang ada di

               Kalurahan Pleret.
                   Bedukan           : (belum menemukan)
                   Gunungan          : (belum menemukan)
                   Kanggotan         : (belum menemukan)
                   Karet             : (belum menemukan)

                   Kauman            : Tempat para kaum atau ulama
                   Kedaton           : Tempat para raja (Dahulu tempat bertahta Sultan Agung)
                   Keputren          : Tempat putri raja
                   Kerto             : Tertata (Dahulu tempat bertahta Sunan Amangkurat I )
                   Pungkuran         : Tempat para tukang pembuat nampan

               RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KALURAHAN PLERET
               TAHUN 2020-2026
                                                                                                     II-59
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83