Page 79 - RPJM Kalurahan Pleret Tahun 2021 - 2026
P. 79
Hal yang menarik lainnya adalah tentang konsep filosofi keraton di Pleret. Tipikal
Keraton adalah mempunyai alun-alun di sisi utara dan selatan sementara Keraton di
Pleret berbeda. Keraton Pleret hanya mempunyai alun-alun di sisi utara sementara
pada sisi selatan tidak ada alun-alun, hanya ada daerah Pungkuran. Hal ini terjadi
karena dahulu, diduga karena adanya ambisi untuk membuat Segoroyoso.
Pembuatannya mencangkup pembendungan sungai yang diduga akan digunakan
sebagai latihan maritim atau rekreasi raja yangmana ambisi tersebut menghabiskan
lahan di sisi selatan keraton.
Warisan Budaya yang ditinggalkan kedua raja Mataram ini tidak hanya itu, tapi juga
ajaran dan tuntunannya yang tertuang pada lima (5) aspek, yakni
• Tatagerak, yang mengatur bagaimana cara beraktivitas.
• Tatawicara, yang mengatur tentang bagaimana cara berbicara. Cara bicara yang
digunakan pada masa Mataram Islam adalah Bagongan. Jika dibandingkan
dengan bahasa Jawa sekarang, lebih ke Basa Ngoko.
• Tatabusana, yang mengatur tentang bagaimana cara berpakaian. Hal yang
menarik adalah aksesoris yang dipakai di kepala di Pleret pada masa
pemerintahan Sultan Agung berbeda. Pada masa kini orang Jawa identik dengan
pemakaian Blankon, sementara pada masa Sultan Agung memakai Udeng. Udeng
terbuat dari kain yang di ikat di kepala.
• Tatawewangunan, yang mengatur tentang tatakota dan arsitektur.
• Tataboga, yang mengatur tentang kuliner dan diet. Hal yang menarik adalah diet
yang dilakukan di lingkungan kerajaan Mataram adalah diet yang dikaitkan
dengan hari/pertanggalan Jawa. Misal mengkonsumsi makanan dan minuman
yang manis (legi) pada saat hari legi.
Selain kelima aspek itu, Kalurahan Pleret juga mempunyai warisan budaya yang
bukan fisik sebagaiamana yang tertuang pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017
tentang Pemajuan Kebudayaan. Dalam undang-undang tersebut, memajukan
kebudayaan berarti memajukan setiap unsur dalam ekosistem, serta berbagai
ekosistem lain yang mempengaruhi dan dipengaruhinya. Setiap unsur yang dimaksud
adalah 10 unsur kebudayaan yang menjadi fokus utama pemajuan kebudayaan, dalam
hal ini jika dikaitkan dengan Kalurahan Pleret adalah sebagai berikut:
1. Adat Istiadat yang ada di Kalurahan Pleret adalah percampuran adat istiadat
Jawa dengan modern.
2. Tradisi Lisan yang masih banyak dijumpai di Kalurahan Pleret adalah tentang
adat istiadat Jawa yang masih kental dan masih sering digunakan oleh penduduk
Kalurahan Pleret.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KALURAHAN PLERET
TAHUN 2020-2026
II-60